Banda Aceh, 31 Oktober 2017
Banyak yang berkata bahwa menaruh harap kepada manusia akan berakhir sia-sia. Mereka melarang mencintai terlalu dalam karena sesuatu yang dalam akan berakhir dengan perih yang dalam.
Bukankah hal tersebut tidak sepenuhnya benar?
Ketika kita memiliki seseorang, maka pada saat itu pula kita mengerti bahwa suatu saat ia akan pergi dengan langkahnya sendiri ataupun tumpangan orang lain. Ketika kita memilikinya kenapa tak kita manfaatkan untuk menjadikannya prioritas, menjadikannya ladang mencari pahala dengan berbuat kebaikan, memuliakan sesama manusia, memberikan yang ia butuhkan, berusaha untuk selalu ada.
Bukannya malah menjadikannya orang biasa saja bagi kita, karena alasan takut kelak akan tersakiti akibat menyayangi terlalu dalam.
Bukankah itu adalah memuncakkan sebuah keegoisan dalam diri? Dimana kita mengutamakan perasaan pribadi daripada membahagiakan mereka.
Padahal, dengan melakukan kebaikan kita kan mendapatkan hal serupa bahkan lebih dari itu, walaupun tak dengan materi yang sama, teori yang sama, hal yang sama dengan yang kita berikan, tetapi setidaknya kita bisa tersenyum bahagia melihatnya bahagia, hal yang tak pernah bisa dibeli dengan sebanyak apapun harta yang kita miliki.
Comments
Post a Comment